Jelaskan Pengertian Malam Lailatul Qadar

Pengertian Malam Lailatul Qadar

Jelaskan pengertian malam lailatul qadar, Lailatulqadar atau Lailat Al-Qadar adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al-Qur’an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surah Al-Qadar, surat ke-97 dalam Al Qur’an.

Jelaskan pengertian malam lailatul qadar menurut Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mengatakan, malam Lailatul Qadar adalah malam turunnya Al Quran dari Lauful Mahfudz ke Baitul Izzah (langit) dunia. “Malam Lailatul Qadar adalah malam yang mulia, pahala ibadah di malam Lailatul Qadar akan dilipatgandakan oleh Allah SWT lebih baik dari 1.000 bulan,”

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang senantiasa di tunggu-tunggu bagi kaum muslim di seluruh dunia, malam yang penuh anugrah dan pengampunan, malam yang utama di bulan Ramadhan. Serasa ada yang kurang jika bulan Ramadhan tidak mendapatkan malam Lailatul Qadar ini, setiap muslim berlom-lomba untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar ini.

Keistimewaan

1. Malam Turunnya Alquran

Salah satu keutamaan malam lailatul qadar yaitu di malam tersebut Allah menurunkan Alquran. Hal ini terdapat pada firman Allah dalam surah Al-Qadr Ayat 1-5.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

Alquran ialah kitab suci sangat mulia serta abadi. Apalagi keabadiaannya sudah dipastikan oleh Allah hingga hari kiamat. Di dalamnya ada uraian dan petunjuk untuk umat Muslim.

2. Lebih Baik dari Seribu Bulan

Lailatul qadar merupakan malam terutama yang terjalin pada bulan Ramadan serta disebut selaku malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Para ulama juga berpendapat kalau siapa pun yang beramal saleh pada malam qadar, hingga dirinya mendapatkan pahala setara dengan melaksanakannya sepanjang seribu bulan.

Sebaliknya pendapat lain semacam dikutip NU Online, bagi perhitungan Syekh Abdul Halim Mahmud, seribu bulan( alfu syahrin) setara dengan 83 tahun 4 bulan ataupun usia standar manusia.

Dia menulis,” Seribu bulan adalah 8 puluh 3 tahun 4 bulan. Itu ialah standar umum usia manusia. Lailatul qadar( alfu syahrin) lebih baik dari usia manusia; dari usia tiap manusia, baik usia manusia di masa kemudian ataupun usia manusia di masa mendatang. Intinya, lailatul qadar lebih baik dari( usia) zaman.”( Syekh Abdul Halim Mahmud, Syahr Ramadan, h. 21).

3. Turunnya Para Malaikat

Keutamaan malam lailatul qadar yang lain ialah para malaikat turun ke bumi. Statment ini terdapat dalam QS Al- Qadr ayat 4 yang maksudnya:

” Pada malam itu turun malaikat- malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”

Bagi Al- Imam Al- Qurthubi, tiap lapis langit dari sidratul muntaha, para malaikat turun ke bumi buat mengaminkan doa- doa umat Islam yang dipanjatkan di malam itu hingga terbit fajar.

4. Keselamatan

Masih lanjutan dari uraian QS Al- Qadr, di malam qadar Allah tidak menetapkan suatu melainkan cuma keselamatan yang menyertai sampai terbit fajar ataupun waktu subuh.

” Iktikad malam itu berarti setan tidak dapat melaksanakan perbuatan jahat serta keburukan,” tulis Sarwat.

5. Istimewa untuk Umat Muhammad SAW

Keistimewaan malam lailatul qadar ini cuma berlaku untuk kalangan pengikut nabi Muhammad SAW, bersumber pada hadis yang diriwayatkan Al- Imam Malik dalam Al- Muwaththa:

” Rasulullah diperlihatkan umur- umur manusia tadinya yang relatif panjang cocok dengan kehendak Allah, hingga( kesimpulannya) usia- usia umatnya terus menjadi pendek( sehingga) mereka tidak dapat beramal lebih lama sebagaimana umat- umat saat sebelum mereka beramal sebab panjangnya umur mereka. Hingga Allah membagikan Rasulullah lailatul qadar yang lebih baik dari seribu bulan.”( HR. Malik).

Waktu

Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa terjadinya malam Lailatulqadar itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, hal ini berdasarkan hadis dari Aisyah yang mengatakan: ” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beriktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan dia bersabda, yang artinya: “Carilah malam Lailatulqadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadan” “ (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169).Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Lailatulqadar kemungkinan akan “diwujudkan” oleh Allah pada malam ganjil, tetapi mengingat umat islam memulai awal puasa pada hari atau tanggal yang berbeda, maka umat islam yang menghendaki untuk mendapatkan keutamaan Lailatulqadar dapat “mencarinya” setiap malam. Agar kita yang menghendaki “mendapatkan” Lailatulqadar, maka berbuka puasalah “sekadarnya” saja agar badan tidak “menjadi berat” dan malas serta menjadi sebab mengantuk dan mudah tertidur, sehingga yang kita inginkan untuk mendapatkan Lailatulqadar tidak membuahkan hasil.

Tanda-tanda malam Lailatul Qadar

1. Suasana Pagi yang Tenang

Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas, Nabi bersabda yang artinya:

” Lailatul Qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah.”

2. Matahari Cerah Tapi Tidak Panas

Ubay bin Ka’ab mengisahkan Nabi pernah bersabda yang artinya;

” Keesokan hari malam Lailatul Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan.”

3. Udara Terasa Tenang

” Lailatul Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan).” (HR. at-Thobroni)

4. Bulan Terlihat Separuh

Dalam sebuah riwayat Abu Hurairah, dia pernah berdiskusi dengan Nabi Muhammad tentang Lailatul Qadar. Dan Rasulullah bersabda yang artinya,

” Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.”

5. Datang di Hari Ganjil

Sebuah hadis dari Aisyah menyebutkan yang artinya,

” Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda: ” Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” ” (HR: Bukhari dan Muslim)