Minggu , November 3 2024

Sholat Istikharah: Memohon Bimbingan dari Allah dalam Pengambilan Keputusan

Pengertian Sholat Istikharah

Pengertian sholat Istikharah dalam Islam, Sholat Istikharah memiliki tempat istimewa sebagai doa untuk memohon bimbingan dari Allah ketika dihadapkan pada keputusan penting. Istilah “istikharah” berasal dari akar kata Arab “khair,” yang berarti “kebaikan” atau “apa yang terbaik.” Doa yang kuat ini memungkinkan umat Muslim memohon kepada Allah dan mencari nasihat-Nya sebelum mengambil keputusan hidup yang signifikan, baik itu keputusan pribadi, profesional, atau spiritual.

Jadi pengertian sholat Istikharah adalah sholat yang dikerjakaan dengan jumlah 2 rakaat atau lebih untuk meminta petunjuk terbaik kepada Allah SWT atas perkara atau masalah yang di hadapai seorang muslim ketika ragu untuk memutuskan sesuatu hal.

Untuk melaksanakan Sholat Istikharah, seseorang harus terlebih dahulu memastikan niatnya tulus dan semata-mata untuk mencari bimbingan Allah. Sholat ini terdiri dari rangkaian rakat (satuan doa) tertentu yang dibaca setelah sholat wajib. Setelah menunaikan sholat, seorang yang memanjatkan doa (istikhara) dengan tulus, memohon Allah untuk memberikan petunjuk terbaik bagi dirinya.

Kapan Melakukan Sholat Istikharah

Sholat Istikharah tidak terbatas pada situasi tertentu; dapat dilakukan untuk setiap pilihan, selama kedua opsi tersebut dibolehkan dalam Islam. Umat Muslim berdoa istikharah ketika mereka dihadapkan pada keputusan-keputusan yang kompleks, seperti memilih pasangan hidup, menerima tawaran pekerjaan, atau melakukan investasi keuangan besar. Ini adalah sarana untuk mencari hikmah Allah dan percaya bahwa Dia yang lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya.

Dalil Shalat Istikharah

Dasar anjuran shalat istikharah dapat kita temukan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, dari Jabir bin Abdillah, bahwa Rasulullah SAW mengajari para sahabat untuk melakukan shalat istikharah ketika dihadapkan pada setiap persoalan. Beliau menyatakan, “Jika salah seorang dari kalian memiliki suatu urusan, maka hendaklah dia mengerjakan shalat sunnah dua rakaat selain shalat fardhu.” (HR Imam al-Bukhari). Dengan demikian, shalat istikharah bukanlah shalat wajib, namun sangat dianjurkan bagi siapa saja yang memerlukan petunjuk dari Allah dalam menghadapi pilihan-pilihan hidup.

Tata cara sholat Istikharah

Tata cara sholat Istikharah

Berikut ini tata cara sholat istikharah jika dilakukan secara berdiri sendiri dengan niat khusus sholat istikharah:

  • Niat

Berikut niat bacaan sholat istikharah Arab dan latinnya:

أصلى سنة الإستخارة ركعتين لله تعالى

Ussholli sunnatan istikhoroti rak’ataini lillahi ta’ala

Artinya: Saya berniat sholat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala

  • Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
  • Membaca surat Al Fatihah
  • Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Kafirun
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
  • Membaca surat Al Fatihah
  • Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Ikhlas
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
  • Salam

Setelah itu, membaca doa istikharah seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Bacaan dan Doa Shalat Istikharah

Pada rakaat pertama, bacalah surat Al-Fatihah dan surat Al-Kafirun. Kemudian, pada rakaat kedua, bacalah surat Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas. Setelah selesai salam, bacalah doa istikharah berikut ini:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ وَعَـاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَبَارِكْ لِي فِيهِ ثُمَّ يَسِّرْهُ لِي وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ عَاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ أَيْنَـــمَا كَانَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ 

Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidina muḫamamdin, Alḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. Allâhumma innî astakhîruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa lâ aqdiru, wa ta’lamu wa lâ a’lamu, wa anta ‘allâmul ghuyûb. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hâdzal amra khairun lî fî dînî wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi faqdurhu lî wa bârik lî fîhi tsumma yassirhu lî. Wa in kunta ta’lamu anna hâdzal amra syarrun lî fî dînî wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi fashrifnî ‘anhu washrfhu ‘annî waqdur liyal khaira haitsu kâna ainamâ kânû innaka ‘alâ kulli syai-in qadîr. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidina muḫamamdin, walḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. 

Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah dengan pengetahuan-Mu, aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan sementara aku tidak mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. 

Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam bagi agamaku, kehidupanku, akhir urusanku, duniaku, dan akhiratku, maka takdirkanlah hal tersebut untukku. Mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, akhir urusanku, diniaku, dan akhiratku, maka palingkanlah aku darinya dan palingkanlah dia dariku. Takdirkanlah yang terbaik untukku apa pun keadaannya. Sesungguhnya engkau Yang Maha Bisa atas segala sesuatu.” 

Atau doa di bawah ini :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ*) خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ*) شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى

“Allahumma inni astakhii-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min fadh-likal adziim, fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amra*) khairan lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faq-dur-hu lii, wa yas-sirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amra*) syarrun lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii, fash-rifhu ‘annii was-rifnii ‘anhu, waqdur lial khaira haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih”

“Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini *) baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah aku di dalam masalah ini. Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini *) buruk untukku, agamaku dan jalan hidupkku, jauhkan aku darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan di mana pun kebaikan itu berada, dan ridhailah aku dengan kebaikan”

*) Sebutkan urusan yang sedang dihadapi

Demikianlah tata cara shalat istikharah beserta doa dan petunjuk yang bisa kita amalkan. Shalat istikharah merupakan bentuk doa kepada Allah SWT yang memohon petunjuk-Nya dalam mengambil keputusan penting dalam hidup. Tentu, selain berdoa, kita juga harus selalu berusaha mencapai pilihan terbaik. Ingatlah bahwa doa adalah senjata orang-orang beriman, dan Allah Maha Mendengar doa hamba-hamba-Nya yang tulus. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan kemudahan dalam setiap pilihan yang kita ambil. Wallahu a’lam.

Petunjuk Setelah Sholat Istikharah

Konsep sholat istikharah sesuai dengan doa yang telah kita baca adalah jika apa yang kita rencanakan baik menurut Allah, maka Allah akan memudahkan jalannya dan memberi akhir yang baik pula. Sebaliknya, jika rencana tersebut tidak baik menurut Allah, maka Allah akan memberikan kita jalan lain yang lebih baik. Oleh karena itu, setelah shalat istikharah, kita tetap harus berusaha secara lahir dan batin. Jika akhirnya pilihan tersebut sulit untuk diwujudkan, kita tidak perlu menyesal karena yakin bahwa Allah telah memilihkan yang terbaik untuk kita.

Dalam mengambil keputusan, kita juga disarankan untuk mempertimbangkan petunjuk yang Allah berikan melalui tanda-tanda, perasaan hati, atau pertanda lainnya. Semuanya ini adalah bagian dari proses ikhtiar yang kita lakukan untuk mencari kebaikan.