Tasrif Istilahi Bagaimana Cara Memahami dan Menggunakan dengan Contohnya

Pengertian Tashrif Istilahi dan Contohnya

Pengertian Tashrif Istilahi

Tashrif istilahi adalah perubahan bentuk kata dari satu zigot ke zigot lain. Zigot adalah bentuk kata, seperti fi’il madhi, fi’il mudhori, masdar, isim, dan lain-lain. Contoh tashrif istilahi adalah kata “Fala” yang berubah menjadi “Jav aloe”.

Tasrif Istilahi adalah perubahan bentuk dari sebuah kata menjadi bentuk lain untuk mendapatkan makna yang berbeda. Misalnya, dari kata “نَصَرَ” yang berarti “telah menolong” menjadi “نَاصِرٌ” yang berarti “penolong.”

Sedangkan, tashrif lughawi adalah perubahan kata pada zigot yang sama, meskipun ada hal lain yang berubah. Contohnya, perubahan dari “Ghaib” menjadi “mukhotob” dan “mutakallim”.

Tashrif adalah perubahan kata dasar ke kata lain untuk menghasilkan makna tertentu. Dalam bahasa Indonesia, hal ini dikenal dengan istilah morfologi. Tashrif terbagi menjadi dua jenis, yaitu tashrif istilahi dan tashrif lughawi.

Contoh Tashrif Istilahi

Berikut ini adalah contoh Tafsir Istilahi

contoh tashrif  ishthilahy untuk kata ”menulis” (كَتَبَ ) menjadi :

كَتَبَ      Telah menulis (dia laki-laki)
يَكْتُبُ     Sedang menulis (dia laki-laki)
كِتَابَةً     Tulisan
كَاتِبُ     Penulis
مَكْتُوْبٌ   yang ditulis
كْتُبْ اُ    tulislah!
لَاتَكْتُبْ   jangan kau tulis!

contoh Tafsir Istilahi

Ada aturan umum dalam tafsir istilahi yang mengatur cara penulisannya agar tidak terjadi kesalahan, antara lain:

  1. Merubah Bentuk Kata Menggunakan tafsir jenis istilahi berarti merubah bentuk dan makna kata, sehingga penggunaannya harus benar dan tidak sembarangan, terutama dalam kalimat yang tidak teratur. Oleh karena itu, memperhatikan jenis dan tata bahasa kalimat sangat penting.
  2. Berlaku untuk Semua Jenis Kalimat Aturan ini masih diperdebatkan oleh para ahli. Faktanya, perubahan kata istilahi bisa digunakan dalam bentuk dan jenis kalimat apa pun. Yang terpenting adalah mengetahui aturan dan cara penggunaannya.
  3. Perubahan Kata Harus Dihafalkan Mengetahui dan memahami aturan istilahi adalah keharusan. Namun, yang tidak kalah penting adalah menghafalkan perubahan kata tertentu, karena tidak ada aturan baku dalam merubah bentuk kata. Ini adalah tantangan bagi siapa saja yang mempelajarinya.
  4. Dapat Mempengaruhi Subjek dan Objek Kalimat Dalam aturan tafsir istilahi, orang yang belajar hanya perlu memperhatikan subjek atau objek kalimat, sehingga fokus tidak akan terbagi. Tata bahasa kalimat juga bisa lebih jelas dan dikembangkan menjadi paragraf yang utuh.

Urutan Tafsir Istilahi

Untuk mempelajari Tafsir Istilahi, penting bagi seseorang untuk memahami urutannya. Menurut buku “Bahasa Arab untuk Semua” karya Muhammad Zulifan (2018:6-8), terdapat 8 jenis kata dalam tafsir istilahi, yaitu:

1. Fi’il Madhi, kata kerja lampau

Fi’il madhi adalah bentuk kata kerja yang menunjukkan perbuatan atau peristiwa yang terjadi di masa lampau. Dalam bahasa Inggris, fi’il madhi sering disebut sebagai past tense, yang secara umum berarti sudah melakukan suatu pekerjaan.

Contoh fi’il madhi:

  1. كتب (kataba) = dia menulis
  2. سافر (saafara) = dia pergi bepergian
  3. جعل (ja’ala) = dia membuat

2. Fi’il Mudhori, kata kerja sekarang dan akan datang

Fi’il mudhori adalah bentuk kata kerja yang menunjukkan perbuatan atau peristiwa yang sedang terjadi atau akan terjadi. Dalam bahasa Inggris, fi’il mudhori disebut sebagai present-future tense, yang secara umum berarti sedang atau akan melakukan suatu pekerjaan.

Contoh Fi’il mudhori:

  1. يكتب (yaktubu) = menulis
  2. يشرب (yashrabu) = minum
  3. يستنشق (yastanashiqu) = menghirup

3. Fi’il Amr, kata kerja perintah

Fi’il amr menunjukkan kata kerja perintah, yaitu adanya permintaan dari pembicara. Ini mengindikasikan bahwa pembicara sedang memberikan perintah kepada seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.

Contoh Fi’il amr :

  1. خذ (khadh) – Ambil
  2. اكتب (iktab) – Tulis
  3. جعل (ja’al) – Jadikan

4. Isim Masdar dan Masdar Mim

Isim Masdar adalah kata kerja yang dibentuk menjadi kata benda, seperti tulis menjadi tulisan, membaca menjadi bacaan, lihat menjadi penglihatan, memukul menjadi pukulan. Sementara masdar mim adalah masdar yang didahului dengan huruf mim. Banyaknya masdar untuk setiap kata bisa berkisar antara dua hingga lima kata (seperti wazan istaf’ala). Secara umum, masdar dimaknai dalam bahasa Indonesia dengan rumus pe-an atau ke-an.

Contoh Isim Masdar :

Karnan (mengarang) – كَرَّنا (mengarang) – Karnun (pengarangan) – كَرُّنٌ (pengarangan) Nasr (menolong) – نَصر (menolong) – Nasrun (pertolongan) – نَصرٌ (pertolongan) Tawaf (berputar) – تَوَف (berputar) – Tawafun (perputaran) – تَوَفٌ (perputaran) Sari’an (memotong) – سَرِعا (memotong) – Sari’un (pemotongan) – سَرِعٌ (pemotongan) Basaran (mendapat) – بَصَر (mendapat) – Basarun (pemperolehan) – بَصَرٌ (pemperolehan) Talaqan (memisahkan) – طَلَق (memisahkan) – Talaqun (pemisahan) – طَلَقٌ (pemisahan) Balighan (memperoleh kematangan) – بَلِغ (memperoleh kematangan) – Balighun (pemperolehan kematangan) – بَلِغٌ (pemperolehan kematangan)

5. Isim Fa’il, subjek dari kata kerja

Isim fa’il berarti pelaku atau subjek. Faa’ilun bermakna seseorang yang melakukan suatu pekerjaan. Misalnya kata naashirun berarti penolong.

Contoh Isim fa’il :

  1. كاتب (kaatib) – penulis
  2. صاحب (saahib) – pemilik
  3. عامل (`aamil) – pelaku
  4. سائر (saair) – pengembara
  5. سامع (saami`) – pendengar
  6. قائد (qaaid) – pemimpin
  7. حاكم (haakim) – pemerintah
  8. راعي (raa`i) – pengelola
  9. ناصر (naashir) – penolong
  10. باع (baa`) – penjual.

6. Isim Maf’ul, objek dari kata kerja

Maf’ul bermakna objek yang menerima tindakan. Seperti kata maktubun yang berarti yang ditulis.

Contoh Isim Maf’ul :

  1. مدخل – Madkhal (tempat masuk)
  2. خادم – Khadim (pelayan)
  3. مكتوب – Maktub (yang ditulis)
  4. مذهب – Madhab (tempat beribadah)
  5. مجهز – Majhiz (peralatan)
  6. مستعمل – Musta’mil (yang digunakan)
  7. منشور – Manshur (yang diumumkan)

7. Isim Zaman dan Isim Makan, waktu dan tempat terjadinya perbuatan

Isim zaman adalah isim musytaq yang menunjukkan waktu terjadinya suatu perbuatan. Adapun isim makan adalah isim musytaq yang menunjukkan tempat terjadinya suatu perbuatan. Wazan isim makan dan isim zaman adalah sama. Untuk membedakan kedua maknanya adalah dengan melihat konteks kalimat. Wazan isim zaman dan isim makan untuk fi’il tsulatsi mujarrad adalah (مَفْعَل) dan (مَفْعِل). Adapun wazan isim zaman dan isim makan selain fi’il tsulatsi sama dengan shighat maf’ulnya.

Contoh Isim zaman :

  1. الزمن (al-zaman) – waktu
  2. الحين (al-hain) – saat ini
  3. اللحظة (al-lahdza) – detik
  4. الأسبوع (al-asbau) – minggu
  5. الشهر (ash-shahr) – bulan
  6. العام (al-3am) – tahun
  7. الصباح (as-sabah) – pagi
  8. المساء (al-massa) – malam
  9. الصيف (as-saiif) – musim panas
  10. الشتاء (ash-shita) – musim dingin

8. Isim Alat, alat untuk melakukan pekerjaan.

Isim alat bermakna alat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan. Contohnya, mifahun yang berarti untuk membuka.

Contoh Isim alat :

  1. الطاولة (al-tawla) – Meja
  2. الماء (al-maa’) – Air
  3. المنشار (al-manshar) – Gunting
  4. القلم (al-qalam) – Pensil
  5. الكتاب (al-kitab) – Buku
  6. المضخة (al-mudhkha) – Pompa
  7. السيارة (al-siyaara) – Mobil
  8. الحاسوب (al-hasuub) – Komputer
  9. الشاشة (al-shasha) – Layar
  10. الهاتف (al-hutuf) – Telepon

Demikianlah penjelasan mengenai Tasrif Istilahi dan contoh Tasrif Istilahi, apabila ada kesalahan dan kekurangan agar bisa di koreksi bersama.

Wallahu a’lam bish-shawabi ( والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ )