Rukun Islam dan Rukun Iman – Sebagai seorang Muslim, kita wajib mengetahui apa itu rukun Islam dan rukun Iman. Sebab, Islam dan Iman seseorang menjadi sempurna dengan terpenuhinya rukun Islam dan rukun Iman ini.
Islam adalah agama yang paling haq di muka bumi ini. Sebagai seorang Muslim, kita wajib menegakkan syariat dan segala aturan yang ada didalamnya. Termasuk diantaranya adalah mengamalkan rukun Islam dan rukun Iman.
Dalam mengamalkan ajaran Islam, aturan Islam dan syariat Islam kita harus total. Mengikuti dan menerimanya secara keseluruhan, tidak boleh setengah-setengah.
Sebagaimana firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu sekalian ke dalam agama Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)
Rukun Islam
Rukun Islam adalah sesuatu yang menjadi bagian dari Islam itu sendiri. Artinya, dengan sesuatu itulah Islam terbentuk. Seseorang yang beragama Islam wajib menjalankan rukun Islam ini agar ke-Islam-annya sempurna.
Rukun Islam ada 5, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar berikut:
سمعت النبي صلَّى الله عليه وسلَّم يقول : بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ .رواه البخاري و مسلم .
“Aku mendengar, Nabi bersabda: Islam dibangun di atas lima, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah (Mengucapkan dua kalimah syahadah; tauhid dan rasul), mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, naik haji (bagi yang mampu), dan puasa Ramadhan’”.(HR. Bukhari dan Muslim)
5 rukun Islam itu sudah ditetapkan tanpa perselisihan dengan adanya hadits tersebut. Oleh sebab itu, sempurnalah Islam seseorang yang telah menjalankan ke- 5 rukun Islam itu. Rukun Islam dan rukun Iman ini wajib diketahui oleh setiap Muslim.
Pengertian Islam
Pengertian Islam secara lughot (bahasa) adalah tunduk, pasrah, berserah diri, atau patuh. Sedangkan menurut syara’, Islam berarti menjalankan syari’at yang dibawa oleh Nabi Muhammad menggunakan anggota dzahir (fisik), dengan cara mengikuti apa-apa yang telah dijalankannya dan mentaati apa-apa yang diperintahkannya.
Sedangkan Iman adalah hati kita percaya atas apa yang telah difirmankan Allah swt kepada Nabi Muhammad dan apa yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad sendiri (hadits).
Dengan demikian, barang siapa telah bersifat Islam, maka ia disebut muslim, dan barang siapa bersifat Iman, maka ia disebut m’umin. Dan sesungguhnya, islam dan iman itu tidak bisa dipisahkan.
Maka, apabila seorang itu Islam namun tidak Iman, maka tiada faedah yang didapat untuk akhirat, meskipun secara dzahir ia Islam. Inilah yang dinamakan kafir zindiq, dan akan berada di neraka sebagai balasannya kelak.
Begitu juga sebaliknya, seseorang yang ber-iman namun tidak Islam, maka ia juga tidak akan selamat dari siksa neraka. Karena mereka tidak menjalankan rukun Islam dan rukun Iman sebagaimana mestinya.
Dan mereka tidak disebut sebagai mu’min muslim asli, namun disebut sebagai mu’min muslim tabi’, yaitu ber-islam dan ber-iman karena mengikuti orang tuanya tanpa tau alasan mengapa ia ber-Islam dan ber-Iman.
Urutan Rukun Islam
Urutan rukun Islam adalah sebagaimana hadits yang telah disebutkan diatas:
سمعت النبي صلَّى الله عليه وسلَّم يقول : بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ .رواه البخاري و مسلم .
“Aku mendengar, Nabi bersabda: Islam dibangun di atas lima, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah (Mengucapkan dua kalimah syahadah; tauhid dan rasul), mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, naik haji (bagi yang mampu), dan puasa Ramadhan’”.(HR. Bukhari dan Muslim)
1. Syahadat
Rukun Islam yang pertama adalah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Persaksian ini diucapkan dengan lisan, dilakukan dengan perbuatan dan diyakini dalam hati.
2. Mendirikan sholat
Sholat diwajibkan bagi orang Islam yang sudah aqil baligh. Yaitu ditandai dengan:
- Bagi wanita, jika ia sudah mengalami haidh/menstruasi dan minimal berumur 9 tahun. Artinya jika ia mengalami haidh sebelum umur 9 tahun maka belum dikatakan aqil baligh.
- Bagi laki-laki maupun wanita yang telah mengalami mimpi basah (Hingga keluar sp*rma) dan minimal berumur 9 tahun.
- Bagi laki-laki dan wanita yang telah mencapai umur 15 tahun, meskipun tanpa mengalami kedua hal diatas maka masa balighnya telah tiba.
3. Mengeluarkan Zakat
Rukun Islam yang ketiga adalah mengeluarkan zakat. Zakat sendiri ada bermacam-macam jenisnya, yaitu zakat fitrah, zakat mal, zakat perdagangan, zakat emas dan perak, zakat hasil pertanian, zakat hasil peternakan dan zakat barang temuan.
Semua itu wajib dikeluarkan sesuai ketentuannya masing-masing. Khusus untuk zakat fitrah, semuanya wajib mengeluarkan, baik miskin atau kaya, bayi atau orangtua. Selagi masih punya simpanan makanan pokok lebih dari satu hari ia berkewajiban untuk mengeluarkan zakat.
4. Haji
Selanjutnya adalah menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Yang dimaksud mampu disini tidak hanya dari segi finansial saja, namun juga meliputi keadaan orang dalam tanggungannya yang ditinggal selama masa pergi haji, keamanan selama perjalanan pergi haji, transportasi yang digunakan selama pergi haji, dll.
Intinya, ia mampu melaksanakan ibadah haji tersebut tanpa memberi madhorot baik untuk dirinya sendiri ataupun orang-orang dalam tanggungannya yang ditinggalkan.
5. Puasa Ramadhan
Rukun Islam yang kelima adalah puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan diwajibkan bagi orang Islam yang baligh, berakal dan mampu (baik secara fisik atau syar’i).
Itulah urutan rukun Islam yang sesuai dengan hadits diatas. Soal urutannya mungkin ada perbedaan dengan sumber lain, namun hal itu tidak menjadi masalah, sebab pengamalannya berdasarkan waktu dan keadaan sendiri-sendiri.
Dan bagi setiap Muslim wajib hukumnya mengamalkan rukun Islam dan rukun Iman dengan sebaik-baiknya.
Makna Rukun Islam
Makna rukun Islam tersebut secara keseluruhan mengandung arti yang sangat luas. Rukun Islam itu telah terperinci menjadi syariat Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim.
Syariat Islam ditetapkan dan diwajibkan oleh setiap Muslim yang sudah aqil baligh, sehingga ia disebut sebagai mukallaf, karena ia telah menanggung kewajiban syariat tersebut.
Syariat Islam ini ibarat sebuah kendaraan yang digunakan untuk menuju Allah. Misalnya sholat, secara syariat setiap muslim diwajibkan untuk melaksanakannya, namun secara haqiqat dilarang menyandarkan amal pada sholat itu sendiri.
Dan inti dari diwajibkannya syariat itu adalah menunjukkan betapa sayangnya Allah kepada kita, yaitu agar diwajibkan juga diri kita atas surga. Sebab syariat itu adalah kunci daripada surga.
Sebagaimana sabda Nabi :
كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى، قيل ومن يأبى يا رسول الله؟! قال: من أطاعني دخل الجنة، ومن عصاني فقد أبى
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada shohabat yang bertanya, siapakah orang-orang yang enggan memasuki surga itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda, “Barangsiapa mentaatiku maka ia akan masuk surga, dan barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia adalah orang yang enggan masuk surga“
Itulah makna rukun Islam yang sesungguhnya, diwajibkannya syariat kepada kita juga agar diwajibkannya surga untuk diri kita.
Meskipun surga adalah hak prerogatif Allah, namun Allah memberikan rahmatnya kepada mereka yang dengan ikhlas menjalankan syariat dengan benar, mampu mengamalkan rukun Islam dan rukun Iman dengan baik.
Rukun Iman
Rukun Iman adalah sesuatu yang menjadi bagian dari ke-Iman-an seseorang. Artinya, keimanan seseorang menjadi sah dan sempurna dengan menjalankan rukun Iman tersebut.
Jumlah rukun Iman sendiri ada enam (6), sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh shohabat Umar bin Khattab ketika Nabi menerangkan tentang Iman:
“Berimanlah kamu kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya dan hari Qiamat, dan berimanlah kamu pada kepastian dan ketetapan Allah entah itu baik atau buruk”.
Maka seseorang belum dianggap beriman hanya dengan mengimani salah satunya saja tanpa mengimani rukun Iman yang lain. Sebab, 6 rukun Iman itu merupakan satu kesatuan dan satu paket yang tidak bisa dipisahkan. Itulah bedanya antara Imannya orang Islam dengan atheis, yahudi, nasrani, majusi ataupun yang lainnya.
Pengertian Iman
Pengertian Iman secara umum adalah mengakui dan membenarkan dalam hati bahwa Allah itu ada (wujud) dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaannya. Kemudian pengakuan tersebut diucapkan dan diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal nyata anggota lahir.
Sedangkan pengertian Iman menurut Imam Ghazali adalah suatu pengakuan terhadap 6 rukun Iman tersebut dengan lisan, membenarkan dalam hati dan mengamalkannya dengan anggota lahir (anggota badan).
Pengertian Iman diatas ini sesuai dengan ucapan Ali bin Abi Thalib:
“Iman itu diucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati dan mengamalkannya dengan anggota badan”
Dan juga seperti ucapannya siti Aisyah ra:
“Iman kepada Allah adalah mengakui dengan lisan, membenarkan dalam hati dan mengamalkannya dengan anggota lahir”
Urutan Rukun Iman
Urutan rukun Iman ini adalah sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab ketika Nabi menerangkan tentang Iman:
“Berimanlah kamu kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya dan hari Qiamat, dan berimanlah kamu pada kepastian dan ketetapan Allah entah itu baik atau buruk”.
- Iman Kepada Allah
- Iman Kepada Malaikat Allah
- Iman Kepada Kitab-kitab Allah
- Iman Kepada Utusan/Rasul-rasul Allah
- Iman Kepada Hari Akhir
- Iman Kepada Kepastian dan Ketetapan Allah
Makna Rukun Iman
1. Iman Kepada Allah
Makna rukun Iman yang pertama adalah beriman kepada Allah, yaitu mengakui dengan lisan bahwa Allah itu ada dengan segala kesempurnaannya, membenarkan dan meyakini dalam hati serta mengamalkan/mempraktekkannya dengan anggota lahir/fisik.
2. Iman Kepada Malaikat Allah
Iman kepada malaikat Allah yaitu dengan mengakui dan mempercayai bahwa malaikat itu memang ada. Ia adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah untuk selalu taat kepada-NYA. Selanjutnya pengakuan tersebut terimplementasikan dengan baik dalam kehidupan nyata.
3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah adalah dengan mengakui bahwa Allah telah menuangkan kalam-kalamnya dalam kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabinya.
Ada banyak Kitabullah yang diturunkan kepada nabi-nabi-NYA, namun yang wajib diketahui ada empat, yaitu: Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an.
4. Iman Kepada Utusan/Rasul-rasul Allah
Iman kepada utusan/rasul-rasul Allah yaitu dengan menerima segala sesuatu yang telah disampaikan oleh para utusan Allah tersebut tanpa terkecuali.
Sebagaimana Firman Allah:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
“Dan apa yang diberikan oleh Rasul kepadamu maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” (QS. Al-Hasyr : 7)
5. Iman Kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir yaitu kita mempercayai dan menyadari bahwa hari kiamat pasti akan datang. Selanjutnya diterapkan dalam amaliyah sehari-hari berupa kesadaran diri dengan meningkatkan ketaqwaan sebagai bentuk persiapan bekal akhirat kelak.
6. Iman Kepada Kepastian dan Ketetapan Allah
Makna rukun Iman yang ke-6 adalah iman kepada segala sesuatu yang telah menjadi ketetapan dan kepastian Allah, entah itu baik atau buruknya ketetapan dan kepastian tersebut.
Maka, segala sesuatu berupa kebaikan yang terjadi pada diri kita wajib untuk disyukuri. Dan segala sesuatu yang menimpa diri kita berupa keburukan wajib untuk disabari.
Dan kita wajib mengembalikan semuanya itu kepada Allah, karena segala sesuatu kepada Allah-lah tempatnya kembali. Dan kita wajib mengamalkan dan menjalankan rukun Islam dan rukun Iman ini sebaik-baiknya.
Pengertian Ihsan
Pengertian Ihsan secara bahasa berasal dari akar kata bahasa Arab “hasana”, “yuhsinu”, yang berarti berbuat baik. Sedangkan bentuk mashdarnya yaitu “ihsaanan”, yang berarti kebaikan. Allah swt berfirman dalam Al-Qur`an mengenai hal ini.
“Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri” (Al-Isra’: 7)
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) seperti halnya Allah berbuat baik kepadamu” (QS. Al-Qashash: 77)
Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa kebaikan yang dimaksud adalah kebaikan kepada seluruh makhluk Allah swt.
Pengertian Ihsan yang lain adalah sebagaimana sabda Nabi ketika ditanya Malaikat Jibril tentang Ihsan:
“Ihsan adalah kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak melihatnya (merasa begitu), maka ketahuilah bahwa Dia melihat-Mu”.
Ihsan merupakan puncak daripada ibadah dan akhlak yang merupakan prestasi dari dari target seluruh hamba Allah. Sebab, seseorang yang memiliki sifat ihsan akan mendapatkan kemuliaan darinya.
Begitu juga sebaliknya, hamba Allah yang tidak mampu untuk mencapai prestasi ini berarti telah kehilangan kesempatan yang sangat berharga. Ia juga kehilangan posisi terhormat di hadapan Allah dan Rasulullah.
Wallahu a’lam bish-shawabi ( والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ )
DAFTAR ISI