Ajaran Yang Dibawa Para Rasul Yang Utama Adalah?

Ajaran Yang Dibawa Para Rasul

Ajaran yang dibawa para rasul yang utama adalah semua inti ajaran nabi dan rasul adalah tauhid atau mengesakan Allah. “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.” [Qur’an Al-Anbiya’:025]

Ajaran yang dibawa para rasul yang utama adalah mengajarkan manusia untuk bertauhid kepada Allah SWT. Rasul merupakan manusia pilihan yang mempunya tugas untuk menyampaikan wahyu Allah kepada umatnya di dunia.

Sebutan rasul diketahui dalam Islam serta Kristen. Walaupun demikian, ada kelainan penjelasan mengenai sebutan tersebut. Dalam Islam, rasul merupakan seseorang nabi yang wajib mengantarkan wahyu yang ia terima, berbeda dengan nabi biasa yang tidak dibebankan kewajiban tersebut. Dalam Kristen, rasul mengacu pada murid- murid Yesus, utamanya kedua belas rasul. Pada masa modern, para misionaris gerakan Pentakosta sering menyebut diri mereka sendiri selaku rasul.

Mengimani nabi serta rasul ialah rukun iman keempat. Di antara para nabi, Adam ialah nabi awal, sebaliknya Muhammad ialah nabi terakhir. Di antara para rasul, terdapat 5 orang yang menemukan gelar ulul azmi, ialah para rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka merupakan Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, serta Muhammad. Di antara para nabi, terdapat pula yang ialah rasul, Tidak seluruh nabi serta rasul disebutkan nama serta kisahnya dalam Al- Quran ataupun hadits.

Perbedaan nabi serta rasul

1. Seseorang rasul telah tentu seseorang nabi, tetapi seseorang nabi belum pasti seseorang rasul.

2. Nabi sebatas menerima wahyu tanpa keharusan buat mendakwahkannya, sebaliknya seseorang rasul harus mendakwahkannya kepada kaumnya.

3. Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian, “Rasul lebih utama daripada nabi berdasarkan ijma’, karena rasul diistimewakan dengan risalah, yang mana (jenjang) ini lebih ringgi daripada jenjang kenabian”.[1] 4. Nabi pertama adalah Adam, sementara rasul pertama adalah Nuh.
5. Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman.
“Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya.”

— [Qur’an Al-Mu’minun:044] “Dulu Bani Israil diurus (dipimpin) oleh banyak nabi. Setiap kali seorang nabi wafat, maka digantikan oleh nabi setelahnya.” — HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah

6. Para rasul diutus dengan membawa syari’at/hukum baru, sedangkan nabi hanya mengikuti hukum dan aturan dari rasul sebelumnya.
“Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang.”

— [Qur’an Al-Ma’idah:048] “…dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang dulu diharamkan untuk kalian.”

— [Qur’an Ali Imran:050] “Dihalalkan untukku ghonimah dan dijadikan untukku bumi sebagai mesjid (tempat sholat) dan alat bersuci (tayammum).” — HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir

7. Seluruh rasul diselamatkan dari percobaan pembunuhan dari umatnya, tetapi sebagian para nabi pernah dibunuh oleh umatnya. Ibnu Katsir berkata bahwa, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat Abu Ubaidah, ia mengatakan bahwa umat Yahudi pernah membunuh 43 nabi sekaligus di pagi hari, kemudian ada sekelompok orang shalih yang menentang pembunuhan tersebut, tetapi di sore harinya sekelompok orang shalih tersebut dibunuh mereka pula.
“…dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan”.

— [Qur’an Al-Baqarah:061] “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?”

— [Qur’an Al-Baqarah:091] “Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih.”

— [Qur’an Ali Imran:021] Al Quran juga secara eksplisit mendefinisikan mana yang termasuk ke dalam golongan Rasul dan mana yang termasuk ke dalam golongan Nabi. Sebagai contoh, Musa adalah nabi dan Rasul, berdasarkan ayat ini :

“Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Musa di dalam Kitab (Al-Qur’an). Dia benar-benar orang yang terpilih, seorang rasul dan nabi.”.

— [Qur’an Maryam:051] Sedangkan Harun adalah nabi :

“Dan Kami telah menganugerahkan sebagian rahmat Kami kepadanya, yaitu (bahwa) saudaranya, Harun, menjadi seorang nabi.”.

— [Qur’an Maryam:053]