Niat Puasa Muharram dan Qadha

Pada kesempatan kali ini, kami ingin membahas tentang puasa Tasua dan Asyura yang dianjurkan dalam bulan Muharram. Dalam bulan Muharram, puasa Tasua dan Asyura menjadi ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Selain menjadi bentuk penghormatan terhadap peristiwa bersejarah, puasa ini juga memiliki hikmah dan keutamaan yang bisa meningkatkan ketaqwaan dan persaudaraan di antara sesama umat. Bagi yang memiliki puasa Ramadan tertinggal, dapat menggabungkannya dengan puasa Tasua dan Asyura dengan berniat qadha.

Mengenal Bulan Muharram

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah, menjadi momen penting bagi umat Islam. Di bulan ini, terdapat beberapa peristiwa bersejarah yang memberikan nilai religius dan makna mendalam bagi umat Islam. Salah satu di antaranya adalah puasa Tasua dan Asyura.

Niat Puasa Muharram dan Qadha

Niat puasa 1 muharram dan qadha

نويت صوم غد عن قضاء فرض رمضان لله تعالى.

Latin: Nawaitu Shauma Ghadin ‘An Qadha’I Fardi Ramadhana Lillaahi Ta’Ala.

Artinya : Saya niat berpuasa besok dari mengqadha’ fardu ramadhan Lillaahi Ta’ala

Gambar Niat Puasa Muharram dan Qadha Arab Latin dan Terjemah

Keutamaan Puasa di Bulan Muharram

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan suci dalam agama Islam, bersama dengan Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah. Bulan ini memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat Muslim. Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa di bulan Muharram, terutama pada hari kesepuluh (Asyura), menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Puasa Asyura juga dapat menghadirkan kesempatan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Oleh karena itu, para umat Muslim berbondong-bondong menjalankan ibadah puasa di bulan Muharram untuk mendapatkan berkah dan keberkahan.

Keutamaan Bulan Muharram dalam Sejarah Islam

Bulan Muharram memiliki sejarah yang kaya dalam agama Islam. Pada tanggal 10 Muharram, umat Muslim memperingati peristiwa penting yaitu kisah Nabi Musa AS dan umatnya yang keluar dari perbudakan di Mesir. Pada hari ini juga, Nabi Adam AS beserta istrinya, Hawa, bertemu kembali setelah berpisah selama kurun waktu tertentu. Bagi umat Islam Syiah, hari ini juga menjadi hari berduka untuk mengenang peristiwa tragis di Karbala, di mana cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain bin Ali RA, dan para pengikutnya gugur sebagai martir. Meskipun terdapat peristiwa bersejarah yang beragam, bulan Muharram tetap dihormati dan dianggap suci oleh seluruh umat Muslim.

Menyingkap Makna Tasua dan Asyura

1. Tasua (9 Muharram)

Tasua jatuh pada tanggal 9 Muharram dan menjadi hari yang bernilai ibadah tinggi bagi umat Islam. Menurut ajaran Islam, pada hari ini Nabi Musa dan kaumnya berhasil keluar dari perbudakan Fir’aun. Mereka berada di tepi laut ketika Fir’aun dan pasukannya mengejar, namun Allah membuka laut bagi Nabi Musa, sehingga mereka bisa melintasi laut dengan selamat.

Niat Puasa Tasua :

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى

“Nawaitu sauma tasu’a sunnatal lillahita’ala”
Artinya: Saya niat puasa hari tasua, sunnah karena Allah ta’ala.

2. Asyura (10 Muharram)

Asyura jatuh pada tanggal 10 Muharram dan memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam. Pada hari ini, Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya berpuasa sebagai ungkapan syukur atas kemenangan Nabi Musa. Selain itu, Asyura juga menjadi hari ketika Nabi Adam dan Hawa bertemu kembali setelah dipisahkan selama beberapa waktu.

Niat Puasa Asyura :

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

“Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa”

Artinya: saya niat puasa sunnah asyura sunnah karena Allah Ta’ala.

Rekomendasi Puasa Tasua dan Asyura

Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram merupakan sunnah yang dianjurkan, dan Ustadz Abdul Somad menekankan pentingnya melaksanakan puasa ini sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa bersejarah dalam Islam. Bagi mereka yang memiliki puasa Ramadan yang tertinggal, dapat menggabungkannya dengan puasa Tasua dan Asyura dengan niat qadha.

Menggali Hikmah dan Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura

Puasa Tasua dan Asyura bukan sekadar meneladani peristiwa bersejarah, tetapi juga memiliki hikmah dan keutamaan tersendiri. Di antaranya:

  1. Meningkatkan Ketaqwaan – Puasa ini membantu umat Islam meningkatkan ketaqwaan dan kesadaran akan kebesaran Allah SWT, melalui mengenang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah agama.
  2. Meneladani Ketabahan – Kisah Nabi Musa dan pengikutnya mengajarkan tentang ketabahan dan kepercayaan penuh kepada Allah dalam menghadapi tantangan hidup.
  3. Menguatkan Persaudaraan – Puasa ini menjadi momen untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama umat Islam, mengenang perjuangan umat dalam menjalankan agama.

Menggabungkan Puasa Muharram dan Puasa Pengganti Ramadan

(Qadha)

Bagi mereka yang memiliki puasa Ramadan yang belum ditepati, dapat memanfaatkan kesempatan puasa Tasua dan Asyura untuk membayar hutang puasa tersebut. Cukup dengan berniat qadha saat melaksanakan puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.

Sebagian umat Muslim yang memiliki puasa Ramadan yang terlewatkan sering memanfaatkan bulan Muharram untuk melakukan puasa pengganti. Puasa pengganti ini dilakukan untuk menunaikan kewajiban puasa Ramadan yang tidak dapat dilaksanakan pada waktu yang ditentukan. Puasa Ramadan yang terlewatkan dapat disebabkan oleh berbagai alasan, seperti sakit atau perjalanan. Namun, ketika menggabungkan puasa Muharram dengan puasa pengganti Ramadan, penting untuk tetap membedakan niat keduanya. Niat puasa Muharram harus diucapkan secara jelas dan tegas sebagai ibadah sunnah, sedangkan niat puasa pengganti Ramadan harus spesifik sebagai kewajiban agama.