Bacaan Takbir Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Lengkap

Takbir Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah momen yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di Indonesia dan di Dunia. Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa, umat Muslim merayakan Idul Fitri sebagai hari kemenangan setelah melalui bulan Ramadhan. Sedangkan, Idul Adha merupakan hari raya yang ditandai dengan penyembelihan hewan kurban. Kedua perayaan ini tidak terlepas dari tradisi takbir yang dirayakan secara meriah.

Takbir merupakan bentuk pengagungan dan peningkatan suara dalam menyambut hari raya. Tradisi ini dilakukan dengan mengucapkan kalimat-kalimat takbir yang berarti memuji Allah dengan penuh syukur. Orang Indonesia, khususnya umat Muslim, menjadikan takbir sebagai wujud kegembiraan dan penghormatan kepada Allah SWT dalam merayakan kelahiran Idul Fitri dan Idul Adha.

Takbir dilakukan secara berjemaah dalam shaf-shaf yang teratur. Umat Muslim berkumpul di masjid, musala, atau lapangan terbuka untuk melaksanakan takbir bersama. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun turut serta dalam merayakan takbir. Mereka mengenakan pakaian terbaik dan bersemangat mengucapkan takbir yang terdengar jelas dan indah.

Waktu Bacaan Takbir Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Pengertian takbir Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah ucapan yang dilakukan umat muslim dalam menyambut hari raya tersebut. Takbir merupakan kata yang diucapkan dengan penuh kesungguhan dan kebahagiaan sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT dalam merayakan hari kemenangan, seperti Hari Raya Idul Fitri atau Hari Raya Idul Adha di Indonesia.

Waktu Takbir Hari Raya Idul Fitri

Takbir Hari Raya Idul Fitri dilakukan pada malam takbiran menjelang pagi Hari Raya Idul Fitri. Takbir Hari Raya Idul Fitri dibacakan sejak tibanya waktu maghrib yang menandai masuknya malam syawal sampai di mulainya waktu sholat Idul Fitri.

Pada malam takbiran, umat Muslim di Indonesia berkumpul di masjid, mushalla, atau lapangan untuk melantunkan takbir sebagai tanda menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengisi malam-malam menjelang Hari Raya Idul Fitri dengan amalan ibadah. Melalui takbir, umat Muslim mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraan atas berakhirnya bulan Ramadan dan datangnya Hari Raya Idul Fitri.

Waktu Takbir Hari Raya Idul Adha

Takbir Hari Raya Idul Adha dimulai sejak tanggal 10 Dzulhijjah hingga hari Tasyrik. Dzulhijjah merupakan bulan ke-12 dalam penanggalan Hijriyah, di mana hari raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. Takbir ini juga bisa dialntunkan setiap selesai shalat fardhu pada hari-hari tasyriq tepatnya di tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Takbir Idul Adha dilakukan sebagai salah satu rangkaian ibadah di Hari Raya Idul Adha, yakni hari di mana umat Muslim merayakan kisah perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Ismail, namun digantikan dengan seekor hewan sembelihan yang kemudian dibagikan kepada yang membutuhkan.

Lafadz dan Bacaan Takbiran Lengkap

Adapun lafal takbir yang sering dibaca masyarakat sebagai berikut.

Bacaan Takbiran Singkat

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.

Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”

Bacaan Takbiran Lengkap

Selain takbir di atas, kita menambahkannya dengan dzikir sebagaimana dzikir-takbir Rasulullah SAW di bukit Shafa yang diriwayatkan Imam Muslim:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.

Artinya, “Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.”